Diawali cuma niat bercita-cita backpacking ke eropa beberapa taun lalu. Alhamdulillah kali ini dikasih kesempatan traveling ke sana. Walaupun kali ini gak backpacking (karena perginya sama emak tercintah dengan kopernya plus pake pesawat yang lumayan OK) tapi biar afdol, luggage gue pake backpack hihihi… Awalnya gak ada niatan mau pergi, tapi entah kenapa nasib berkata lain. Tuhan kasih kesempatan. Ya sudahlah, kesempatan datang.. WHY NOT? Terpaksa tiket gue ke Bali dijual ke temen dengan alasan “Pesawat gue belok!”.
Kenapa memulai dengan Jerman? Hmm.. karena abang gue ada seminar di Jerman, jadi kita sama-sama apply visa dari kedutaan Jerman. Wanna know my story?
Rabu, 7 April 2010 pesawat EK 039 tujuan Dubai akan diberangkatkan pada jam 00.40. Jadi dari Selasa malem jam 10 gue dan keluarga udah nongkrong di bandara Soekarno Hatta menunggu detik-detik keberangkatan. Begitu naik pesawat, wowww.. pramugaranya PERFECTO semuaaaaaaa! Ganteng-ganteng bangetttt… sadis nih Emirates, bagus banget hire cabin crew-nya. Seperti biasa, kalo udah sampe dalem pesawat pastinya gw langsung tertidur (tentunya setelah puas mandangin itu para excellent cabin crew). Almost 8 hours of flying, akhirnya kita sampai di bandara transit Dubai. Bandara amat sangat ramai.. Fuh.. capek juga liat orang lalu-lalang di area gate. Akhirnya kita pilih 1 spot (alias selonjoran di lantai) dan langsung gue buka netbook tercinta. Yepp.. free wi-fi at the airport! Yeayyy… but oh now.. bad connection, mungkin karena terlalu banyak yang akses internetnya .
Setelah transit kira-kira 6 jam, akhirnya pesawat menuju Frankfurt, Germany siap diberangkatkan. Cabin crew check… gak ada yang oke.. (otomatis langsung memilih untuk tidur!).
Sesampainya di Frankfurt AM Main International Airport, gw dan abang gue langsung ke counter car-rental AVIS. Yap, demi mengingat kenyamanan bagi kedua ponakan gue, kita memutuskan untuk keliling Eropa naik mobil. Soalnya mikir mau naik-turun kereta ribet soalnya bawa anak kecil. Belum lagi kalo anak-anaknya pada rewel, gak enak sama yang punya negara hehe… . Berhubung kalo di Europe, anak-anak mesti pake car-seat, abang gue nitip ke temennya beli second-hand car seat 2 buah seharga EUR 15 daripada sewa dari Avis yang notabene harganya EUR 8 per seat per hari. Tapi effort alias usaha banget mau ambil carseat yang udah dibeli, soalnya ada di kota yang 1.5 jam dari Frankfurt. Akhirnya nyokap, kakak ipar serta anak-anaknya disuruh tunggu di Frankfurt dulu sambil ketemuan sama temennya. Sedangkan gue dan abang gue memulai road trip ke Karlsruhe. Dibekali dengan GPS, akhirnya kita sampai di Karlsruhe.. FYI, abang gw dulu pernah tinggal di Karlsruhe for 2 years, jadi dia sekalian nostalgia di sana. So far, i really love Karlsruhe . Setelah angkut carseat, kita langsung cabut balik ke Frankfurt. Sebenernya gw mau aja gantiin abang gue nyetir tapi dianya kasian sama gue. Jadi ya sudahlah, saya diposisikan sebagai co-pilot buat bacain GPS. That was my 1st time navigated by GPS. Agak ribet sih yah.. Sesampainya di Frankfurt jam 5.30 sore hari, saat itu juga kita langsung berangkat ke Maastricht, Belanda. Perjalanan ditempuh selama 3.5 jam.. Selama perjalanan gue tertidur, capek banget.. abang gue yang nyetir pun sebenernya juga capek cuma nanggung, soalnya kita di sana nginep di rumah sepupunya ipar gue jadi (absolutely no cost) . Sesampainya di Maastricht, Belanda. Si GPS gak mau ngasih tau jalan ke Terra Cotalaan (which happen to be the address). Hehe bukannya gak mau sih tapi di databasenya dia gak ada. Maklum itu GPS built up di Jerman, jadi banyakan database jalanan di Jerman. Akhirnya gue mengorbankan melakukan international call + international roaming ke si empunya rumah buat nanyain rumahnya. Nyasar dan muter-muter sekitar 1.5 jam akhirnya kita sampe di Terra Cotalaan tercinta. Keluar dari mobil cukup shocked, udaranya 8 derajat ajaaaaaaaa gitu!!! Padahal pas siang dan sore di Frankfurt cuma 13 – 14 derajat. Akhirnya dengan mata ngantuk, badan capek dan kedinginan, gw boyong koper-koper ke lantai 2 naik tangga . Yap.. flatnya gak ada lift, tapi spacenya SPACIOUS! Alias gedeeee.. jadi puas gitu nginep di sana. Dinner, trus ngobrol-ngobrol sebentar sambil utak-atik GPS baru lagi (pinjeman yg punya rumah), akhirnya kita semua terlelap… zzZZZZzz…
Tidur beberapa jam, pagi-pagi kita udah pada bangun. Yap, trip hari ini mau ke Volendaam dan Keukenhoff. Kata orang-orang, kalau ke Belanda gak pergi ke Volendaam itu namanya bukan ke Belanda. Jadi Volendaam ini merupakan kota kecil yang merupakan tempat wisata. Umumnya orang-orang di sana (terutama orang Indonesia yee) foto studio pake baju khas Belanda. Hmm emang kurang afdol sih kalo gak fotoan. Akhirnya kita decide untuk masuk ke salah satu studio foto. Ambil foto ukuran 10R kita kena charge EUR 25. MAHALL!! . Lebih mahal daripada waktu gue foto pake baju ala Scottish pas di Edinburgh. Tapi selalu aja mikir “Kapan lagiiii!”. Udah abis foto-foto kita masuk ke toko-toko kecil yang jual souvenir dan end up beli take-away food di pinggiran sungai. Enak sekaliiiii makanannya.. ikan dan cumi goreng gitu hoho…
Up next, kita cabut ke Keukkenhoff. Hmm sebenernya pemilihan waktunya pas banget saat itu. Karena Keukkenhoff hanya buka setiap bulan April – Juni setiap tahunnya. Yap, itu adalah waktu dimana bunga-bunga tulip bermekaran. HOW NICE! And the weather was great too.. Spending a few hours there foto-foto dan menikmati warna-warni tulip, endingnya duduk-duduk di pinggir danau sambil liatin orang-orang. Ahh hidup itu indahhh 🙂
Spending time di Keukkenhoff sampai sore hari, akhirnya kita memutuskan untuk kembali pulang ke Maastricht. Perjalanan dari Keukkenhoff ke Maastricht memakan waktu 2 jam lebih. Dan berhubung kita semua udah pada capek, i failed my task again as a co-pilot dan memilih tidur di perjalanan. Sesampainya di rumah, kita udah disiapin makanan.. passs! Perut lagi laper-lapernya hihihi..
The next day, kita decide pergi jalan-jalan ke Brussel, Belgia. Perjalanan ke Brussel ditempuh hampir 3 jam. This is the best country buat gue selama perjalanan. Yap, gue suka dan cinta banget tata kota di Brussel. Udah gitu, di sana orang-orangnya komunikasi dengan bahasa Perancis. Although i’m not too fluent in french, but yes.. i managed to talk with them in French and yes i’m very proud of it . Jujur, gue gak pernah tau dan gak pernah tertarik dengan negara Belgia. But it ended i fell in love with Brussel. Walaupun pas pulang gue sama abang gue hampir turun dari mobil karena stress tingkat tinggi. Yes, we got lost! Kita bener-bener lost karena (kembali lagi) masalahnya database di GPS yang tidak lengkap. Si GPS itu cuma bikin kita muter-muter di jalan besar tanpa tau mengarahkan kita kembali ke highway. Di situ bener-bener gue emosi hampir nangis dan rasanya pengen ninggalin itu mobil. Akhirnya dengan sedikit logika dan penenangan diri akhirnya kita bisa nemu jalan kembali. And you don’t know how GRATEFUL i am!
Anyway wisata di Brussel itu cukup banyak sih yah.. dan berhubung kotanya gak gede-gede amat, akhirnya kita naik Sightseeing Bus yang harganya EUR 20 per person. Untuk waktu yang singkat, emang enak naik bis sightseeing itu. Karena dia ngelewatin semua tujuan wisata. Tapi yang paling lucu adalah, the famous manequinn piss (patung pipis) turn out to be.. so small! Hahahhaa.. but still, it’s cute dan menjadi icon orang Brussel. Kalau yang paling keren adalah bangunan-bangunannya sama Atomium. Keren banget deh pokoknya..
Gak lupa kita juga nyicipin the famous Belgian Waffle which turn out to be extremely delicious and sweet. Terus kita juga beli the famous Belgian Chocolate. After a very short exploring di Brussel, kita end up having late-lunch at Q-Burger (cheap and practical).
Setelah perjalanan yang melelahkan secara fisik dan secara emosi, akhirnya kami kembali selamat di Maastricht. (phewww…!)
The next morning, kita semua udah pada siap-siap untuk berangkat ke Paris. Perjalanan ke Paris dari Maastricht memakan waktu 4 jam, jadi kita berangkat pagi-pagi supaya sampe di sana pas jam makan siang. Kembali lagi kami tertantang di Paris, it turn out to be gedung parkiran di Paris itu untuk mobil besar SUSAH!! Akhirnya kita menemukan gedung parkir umum yang bisa untuk tinggi mobil sampai dengan 2m. No wonder semua orang di Eropa memilih untuk menggunakan mobil sedan! Harga untuk nginepin mobil semaleman di Paris adalah 35 euro (!). Tapi berhubung kita udah desperate dan putus asa, akhirnya kita tinggalin aja itu mobil dan keliling Paris menggunakan Metro (train system in Paris). Objek wisata yang kita kunjungi selama short trip di Paris itu ke Eiffel Tower, Champ D’ellysees, dan sekitarannya. Kita gak sempet ke gereja Notredame karena emang udah sore dan udah capek banget. Jadi kita banyak spending time di Champ D’ellysees yang mana kebeneran sore itu pas ada parade jadi kita ada tontonan. Bayangan gue mengenai Paris ternyata jauh berbeda dari kenyataannya. Yang katanya orang yang tinggal di Paris itu gaya-gaya ternyata biasa-biasa aja. Dan bahkan banyak banget gue temui pengemis yang merupakan pelarian dari Bosnia. Menyedihkan memang… Paris kota yang begitu indah jadi gak indah karena terlalu padat! Sama kaya di Jakarta, DON’T DRIVE ON SATURDAY IN PARIS! You will loose your valuable time on the street. Setelah capek keliling-keliling di Paris, kita kembali ke hotel dan istirahat karena besok pagi kita bakal seharian main di Disneyland.
Keesokan harinya, pagi-pagi gue dan abang gue naik metro lagi ke gedung parkiran buat ambil mobil lalu kita kembali ke hotel dan jemput ibu-ibu serta krucil-krucil. All set, kita berangkat ke Disneyland. Like i expected! I’m in love with Disneyland… Dan sesuai bayangan gue, Disneyland emang land buat orang-orang yang suka dengan dunia khayal (kaya gue!) hahaha… Spending almost 7 hours in Disneyland and Walt-Disney Studio, akhirnya kita kembali ke Maastricht lagi sore hari. 6 hours of traveling and yeah we finally arrived!
Di Maastricht kayanya emang bener-bener cuma numpang tidur deh, karena keesokan harinya pagi-pagi kita langsung berangkat lagi ke Karlsruhe, Germany karena abang gue harus ngejer train ke Berlin jam 2 siang. Akhirnya setelah pamit dengan yang punya rumah kita pun berangkat ke Karlsruhe. Di Karlsruhe kita bakal stay di bed & breakfast. Udara waktu itu lagi dingin banget.. around 8 degrees celcius. Setelah kita diturunin di depan pintu flat, abang gw langsung cabut ke AVIS buat ngembaliin mobil. Dasar emang sial, yang punya flat lagi ada urusan sebentar, jadi kita harus tunggu sekitar stengah jam. Karena udara dingin menggigit akhirnya anak-anak sama ibu-ibu menghangatkan diri di sebuah kafe, sedangkan gue? Mesti nungguin barang di depan flat. DINGIN!!! BEKU!! Yeahh itulah perasaan gue saat itu. Alhamdulillah akhirnya si yang punya flat dateng… Dan ternyata oh ternyata… BED & BREAKFAST-nya AWESOME!!! SUPERB!!! HOMEY!! Gw merasa bangga dengan diri gue sendiri karena itu B&B gue yang nemuin hihihi… Yang punya ibu-ibu umur 40-an taun, dia orang Israel and she’s so cool. Dia seneng banget karena kita tamu Indonesia pertama yang pernah stay di flat-nya dia. Dan gue yang paling bahagia adalah tamu lain itu rata-rata anak-anak muda. And from various countries.. and Mischa from Poland, ada Meilina from Switzerland trus ada juga couple from Lithuania. Bahkan itu pertama kali gue denger ada negara namanya Lithuania kekeke…. We shared stories and foods… We just being so comfortable with each other like family. That’s what i call a bed and breakfast! Pokoknya recommended lah kalo loe suatu hari traveling ke Karlsruhe, Germany. Soalnya flatnya deket sama halte trem dan di jalan raya pulaaaa… gak jauh ke mana-mana dan cuma 2 halte dari pusat kota. Bahkan ke station juga deket banget.. Ah pokoknya the best lah!
Kita berencana tinggal selama 4 hari 3 malam di Karlsruhe, dan selama itu kita banyak spend waktu untuk ketemuan sama temen terus explore Karlsruhe itself, tapi kita juga sempet main ke kota-kota lain. Jadi ada 1 kota gitu yang isinya banyak factory outlet, nama kotanya Heidelberg. Kita seharian di sana dan spending times buat liat-liat (yap bukan buat belanja!) haha.. Terus yang tadinya kita rencana mau main-main ke Strasbourg, France juga jadi gagal karena anak-anak udah mulai kecapekan. Ahh.. sayang banget sebenernya tapi itulah konsekuensi kalo jalan sama anak-anak. Bahkan rencana gue mau singgah main ke Vienna tempat temen juga gak bisa terealisasi. Untunglah terobati sama ktemuan temen lama yang kebeneran lagi tugas di Mannheim, Germany.
Gak terasa besok sudah waktunya pulang, tiba-tiba di TV ada breaking news… Iceland Vulcanic Ashes.. WTF??!?!?!?!?
Orang-orang di Jakarta langsung pada neleponin kita, nanyain kabar kita. Karena mereka denger kalau airport di hampir seluruh daratan Eropa ditutup. WHAT???? Shock dan langsung panik neleponin Airline.. ternyata bener.. our flight is canceled! Back to our flat (jiyee rasa kepemilikan udah tinggi), kita langsung minta perpanjangan waktu buat nginep. Untunglah kita masih bisa dpt jatah nginep 2 hari lagi. Dan langsung kita sibuk neleponin Airline buat re-book tiket penerbangan. Yang jadwalnya kita bisa terbang hari sabtu akhirnya kita diundur buat hari selasa. Dengan harapan, mudah-mudahan hari Selasa airport udah buka, akhirnya kita memutuskan hari Senin nginep di Frankfurt AM Main. Cuma 1 masalah kita.. Visa kita cuma valid sampai hari Sabtu, sehingga kita harus perpanjang di border police di Airport. AND IT TOOK US 5 HOURS JUST TO GET IT DONE! Semua orang panik jadi antrian border police-nya panjang banget. Mana di monitor baru kali itu gue liat semua flight statusnya CANCELED. Ihhh emosi deh liatnya. Jujur gue stress banget saat itu.. Why? Karena gue udah punya tiket untuk connecting flight ke Bali di hari Minggu. Dan tiket itu gak bisa di-refund. Gw sibuk ngehubungin temen gue di Bali and told her that i couldn’t come because of the vulcanic ashes. Sedih, kesel, emosi, panik bercampur aduk.. Cuma ya mau diapain lagi.. Dan hal yang paling menyedihkan adalah.. setelah 5 jam ngantri minta perpanjangan visa… kita cuma dapet perpanjangan sampe hari Minggu aja lho!! Minta digampar tuh orang Jerman. Dia nyuruh kita langsung perpanjang di imigrasi hari Senin-nya. Gila yah.. jadi kerjaan banget deh! Akshirnya kita percepat keberangkatan kita ke Frankfurt AM Main demi untuk ngurus visa hari Senin. Gak tau lagi deh, segala biaya jadi membengkak gara-gara hal ini. Dan Airline juga gak bisa dimintai tolong memberikan perlindungan buat passenger-nya. MENGECEWAKAN! Akhirnya Senin pagi kita urus itu visa di imigrasi.. took us another 3-4 hours buat ngurus, cuma bedanya berkas ditinggal pagi-pagi dan diambil siang-siang. Tapi ya ampun kita dapet cobaan lagi.. Perpanjangan visa kita lupa di-print sama imigrasinya! Akhirnya gue jadi last one standing di area imigrasi dengan pandangan orang imigrasinya yang malu karena gue yang mukanya lempeng tapi sinis ngeliatin dia. Dan asal loe tau yah, kantor imigrasi di Frankfurt itu tutup jam 2 siang di hari Senin dan tutup di hari Selasa sehingga baru buka lagi hari Rabu. Jadi PR banget kan kalo senin itu visa gue gak kelar. Rasanya pengen gue garuk tuh muka petugas imigrasi. Akhirnya jam 3 sore visa gue kelar.. dengan mengucapkan beribu kali maaf akhirnya si petugas itu aku berikan senyuman terima kasih (walau gondok). Kita dapet perpanjangan visa sampe akhir Juni 2010.
Bapak gue kirim SMS yang isinya begini “Presiden RI mengimbau masyarakat Indonesia yang terdampar di Eropa untuk segera menguhubungi Konsulat RI di negara yang bersangkutan”. OK, gw niat nanti kalo kita gak dapet apa-apa dari airline, gw mau nelepon konsulat dan minta tolong. Karena jujur, kita udah bener-bener mulai tiris kalo disuruh bayar hotel lagi. We need free accommodation!
Setelah dapet perpanjangan visa, sekarang gue sama kakak gue mau minta pertanggung jawaban dari airline. Akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke airport dan gebrak-gebrak meja counter tuh airline hehe… Gw sama kakak ipar gue maju sambil bawa krucil-krucil (maksudnya biar tuh petugas kasian sama kita) eh ternyata tuh petugas gak bisa ngasih kita free accommodation tapi cuma bisa ngasih low rate buat kamar hotel. Cih! Ogah, gengsi kita bayar-bayar lagi hehehe.. (belaguuu). Dan di saat kita sedang mendesak itu petugas hotel tiba-tiba ada bapak-bapak di sebelah gue negur “Ibu orang Indonesia?”. Wow.. gue langsung mengiyakan karena gue pikir tuh bapak-bapak senasib sama kita. Trus dia nanya “Ibu dibatalkan penerbangannya? Ibu sekarang tinggal dimana? Ada berapa orang? Coba sini bu kita ngobrol dulu”. Gw kaget dan reflek nanya “Maaf, bapak siapa?”. Dan dia langsung menjawab “Saya orang KJRI bu, saya di sini untuk mengumpulkan orang Indonesia yang terdampar”. YA ALLAH!!! Tuhan masih sayang sama kitaaaaaaaaaaaaa…. rasanya pengen gue peluk tuh bapakkkkk… Belum sempet gue telepon malah udah di-‘tangkep’ duluan! Akhirnya dia nyuruh kita naik mobil dan mau dibawa ke wisma Indonesia. Menurut dia udah ada 6 orang Indonesia di Frankfurt yang udah diangkut juga ke Wisma (HAHAHA.. gue pengen ketawa, kaya apaan aja diangkut). Dan dengan mobil mercy plat CD (boleh donk sombong sekali-sekali!) kita dibawa ke sebuah daerah elite di Frankfurt. Kenapa gue bilang elite? Karena ternyata wisma RI yang dimaksud adalah rumah perwakilan KonJen-nya bok! Berhubung 2 taun ini posisi konjen untuk Frankfurt kosong, jadinya itu rumah dijadikan wisma untuk tamu negara atau untuk dubes kalau lagi visit ke Frankfurt. And to tell you the truth.. rumahnya mewah dan megah \(>.<)/. Ada basement, ada indoor swimming-pool, big yard, dsb. OH GOD! HOW I LOVE YOU SO MUCH! Kita dipersilahkan untuk nginep di situ sampai dengan waktu penerbangan kita tiba. Dan kita juga di-provide makanan oleh mereka mulai dari breakfast, lunch and dinner. Dan di sana kita sesama pengungsi kaya mendapatkan keluarga baru. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa S2 or S3. Kayanya cuma gue di situ yang anak S1 deh hehehe… Seneng banget lah selama di pengungsian itu pokoknya. Pokoknya makasih banget buat pak Asep yang udah menemukan kita di bandara. Waktu berjalan, satu persatu penghuni wisma sudah mulai berangkat pulang ke Indonesia. Rasanya ada perasaan sedih dan gembira pada saat perpisahan. Sedih karena kita berpisah dan gembira karena kita akan pulang ke kampung halaman. Baru kali itu gue kangennn banget sama negara gue sendiri. Gw dan keluarga merupakan tim terakhir yang berangkat meninggalkan wisma. Pada saat keberangkatan pun kami diantar oleh beberapa karyawan KJRI dan kita diantar sama driver dengan mobil VW Caravelle (penting bgt yah gue nyebut merk!) HAHAHA… gue mau nyombong kalo gue di-treat mewah sama orang-orang KJRI. Terima kasih kepada para staff KJRI di Frankfurt. Tanpa kalian…. aku dan keluarga akan merana.
End of story… akhirnya kami kembali ke tanah air dan kembali ke aktivitas masing-masing. Setiap penggalan kisah selama Euro-trip kemarin merupakan pembelajaran buat gue.
Last but not least… judul sebuah artikel di koran ibukota “13 WNI terdampar saat ini tercatat di KJRI Frankfurt” merupakan kenang-kenangan buat gue.